Tuesday, September 20, 2016

Pro Kontra Sistem Pendidikan di Indonesia


Berbicara mengenai pendidikan adalah sesuatu yang tidak akan ada habisnya untuk dibahas. Mengapa? karena bagaimanapun juga pendidikan adalah sesuaatu yang menuntun kita dari yang sebelumnya tidak bisa kemudian menjadi bisa. Hal-hal inilah yang membuat kita menjadi berbeda. Berbeda karena sebelumnya kita tidak tahu apa-apa, akhirnya menjadi tahu. Yang sebelumnya terlihat tidak pandai akhirnya menjadi pandai.

Pendidikan memang sejatinya diajarkan sejak kecil hingga kita beranjak dewasa atau lebih tepatnya tidak ada batasannya, tergantung dari kita sendiri. Mau lanjut sampai bergelar tertinggipun juga bisa. Namun, permasalahannya di Indonesia sendiri pendidikan masih kurang sempurna di benak saya. Sebenarnya sudah hampir sempurna, hanya saja menurut saya sistem pendidikan di Indonesia kurang tepat. Di Indonesia sendiri kita tahu, bahwa kita diwajibkan menuntut ilmu dari Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, SMP, hingga SMA. Pemerintah kita sendiri sepertinya mewajibkan, seakan-akan jika pendidikan kita belum sampai SMA, sekiranya menurut mereka belum mencapai kadar sempurna, karena Pemerintah sendiri mewajibkan wajib belajar 12 Tahun. Sangat disayangkan sekali sebenarnya. Bukannya saya tidak mendukung, tetapi jika saya sebagai menterinya saya lebih memilih untuk membuat kebijakan baru. 

Kebijakan baru yang saya maksud adalah pelaku pendidikan dalam hal ini siswa-siswa kita boleh memilih setelah SD, mereka boleh memilih ingin melanjutkan ke jenjang SMP atau mengoptimalkan bakat-bakat yang mereka miliki. Karena saya sendiri lebih menyukai siswa-siswa kita sukses karena bakat yang mereka punya sejak lahir. Jadi, secara sederhananya ketika siswa sudah memasuki kelas 6 Sekolah dasar, akan diadakan tes bakat untuk menemukan apa bakat setiap siswa, misalkan ada yang mempunyai bakat sepak bola, kemudian setelah siswa itu lulus, dia lebih baik untuk melanjutkan studi ke sekolah sepak bola yang mereka inginkan. Namun, nantinya di saya juga akan menggulirkan kebijakan bahwa di setiap sekolah yang mengkhususkan pengembangan bakat nantinya juga akan diajarkan pelajaran-pelajaran yang ada di SMP namun dengan porsi yang lebih sedikit. Mengapa lebih sedikit? karena seperti tujuan awal tadi, sekolah ini lebih mementingkan pengembangan bakat siswa. Misalkan saja ada siswa yang mempunyai suara yang bagus, lebih baik untuk mengikuti sekolah vokal yang mengkhususkan pengembangan suara, agar nantinya bisa menjadi penyanyi yang profesional. 

Bagi saya sendiri, kebijakan seperti ini lebih efektif. Saya sengaja memilih kebijakan seperti ini karena saya terinspirasi dari para pemain sepak bola yang sukses di usia yang masih muda. Sebut saja Lionel Messi. Pemain sepak bola sekaliber Lionel Messi dulunya adalah alumni dari akademi sepak bola "La Masia" yang ada di Barcelona Spanyol. Jadi, di Akademi Sepak bola ini dikhususkan untuk pengembangan bakat sepak bola yang dimiliki oleh para setiap siswa. Tetapi, akademi sepak bola ini juga tidak lupa untuk mengajarkan pelajaran pendidikan umum seperti pelajaran matematika ataupun pelajaran Sains. Berbeda dengan di Indonesia sendiri, di negeri kita pendidikan sekolah dasar hingga SMA adalah segala-galanya. Kebanyakan lebih banyak di teori di praktek, dan yang pernah saya alami, pelajaran-pelajaran yang ada pendidikan di Indonesia sangat banyak sekali, mungkin bisa ada 13 sampai 15 mata pelajaran. Efeknya membuat para siswa kebingungan menyerap pelajaran secara maksimal. Lebih baik mata pelajaran di kurangi menjadi 5 mata pelajaran agar siswa lebih maksimal menyerap setiap mata pelajaran. Yang lebih menyebalkan sekali adalah nantinya jika para Guru kita memberikan tugas atau lebih sering disebut Pekerjaan rumah. Terkadang kita sendiri sebagai siswa pusing sendiri. Pusing karena pelajaran yang sulit dicerna ditambah dengan banyaknya tugas yang menuntut kita untuk mengerjakannnya di rumah. Padahal idealnya rumah adalah tempat kita menenangkan pikiran dari rutinis, berkumpul dengan keluarga, melepaskan kesedihan dan merasakan kebahagian dalam dekapan hangat keluarga. Semoga suatu saat nanti sistem pendidikan di Indonesia bisa berubah ke arah yang lebih baik dan lebih tepat tentunya.